Istana Oei Tiong Ham
Selama hidupnya Oei Tjie Sien terkenal sebagai seorang Tionghoa
totok yang sangat konservatif dan terikat niat pada adat kebiasaan nesek
moyangnya. Ia memegang teguh adat kebiasaan untuk mengenakan tau-tjang yaitu memakai kucir di kepalanya, suatu adat
kalangan masyarakat Tionqhoa kebiasaan yang umum di pada masa itu. la sangat menekuni
ajaran agamanya dan selalu merayakan dengan
penuh khimad hari besar orang Tionghoa. Ia selalu mengenakan pakaian
tradisionil yang biasa dikenakan oleh orang Tionghoa pada zaman nya.
Ia juga tercatat jarang benar makan bersama dengan anggauta
keluarganya. Jika ia toh melakukannya, maka hal itu merupakan suatu ke
istimewaan dan dalam kesempatan itu ia akan selalu memberikan pelajaran-pelajaran mengenai
kebajikan dan penghematan pada anak-anaknya. Meskipun
demikian nampaknya ia tidak boleh dibilang sebagai seorang kepala keluarga yang
pelit. Tiap pagi hari ia tidak lupa selalu memberi jajan satu sen pada cucunya.
Oei Tiong Ham alias Oen Tiong merupakan
anak lelaki yang paling tua sendiri dari Oei Tjie Sien. la melewatkan masa
mudanya dengan bersekolah di sebuah sekolah
Tionghoa tradisionil yang pada masa itu terkenal dengan nama soe-siok
dan kemudi-an belajar bahasa Melayu dan huruf Latin. Setelah dewasa ayahnya
mulai melatih nya berdagang dan sedikit demi sedikit menariknya dari lingkungan
perdagangan keluarganya.
Dalam banyak hal Oei Tiong Ham berbeda benar dengan ayahnya. Ia
adalah seorang pribadi yang menyukai angin modernisasi dan terbuka dalam
menerima pengaruh Barat. Setelah ayahnya meninggal misalnya, ia mengajukan permohonan
pada Pemerintah Hindia Belanda untuk memotong tauwtjang alias kucir rambutnya dan memohon izin pula untuk
memakai pakaian Eropah. Permohonannya ternyata di kabulkan dan setelah izin untuk
melakukan kedua hal itu diperolehnya, Oei Tiong Kam segera memotong kucir
rambutnya dan mengenakan pakaian Eropah yang di inginkannya. Peristiwa itu yang
terjadi pada tahun 1902 merupakan suatu peristiwa yang bersejarah karena dengan
peristiwa itu Oei Tiong Ham tercatat sebagai orang Tionghoa pertama yang pada
waktu itu telah berhasil mendapatkan izin dari Pemerintah Hindia Belanda untuk
memotong kucirnya dan mengenakan pakaian yang lazim dikenakan oleh orang-orang
Eropah.
No comments:
Post a Comment