Oei Hui Lan
Dalam kisah dirinya ''An autobiography as told to Mary van
Rensselaer Thayer" (1943). Ny. Wellington Koo .anak perempuan Oei Tiong Ham sendiri — diantaranya pernah mengatakan
bahwa "Oei Tiong Ham — selalu waspada terhadap usaha untung untungan yang
baru di mana ia menanamkan uangnya dan ia memiliki tajam rasa yang ajaib untuk
memilih pembantu-pembantunya yang briliant. Ia menekankan pada faktor
keberuntungan dan sering menceritakan
bahwa andaikata ia minta untuk memilih antara selusin orang yang cerdik pandai
dan seorang yang punya nasib untung. maka ia akan memilih seorang yang punya
bintang mujur itu".
Demi kemajuan perusahaannya
Oei Tiong Ham juga mengerjakan para pegawai Belanda baik para tekhnisi mau-pun
ahli management. Dan penggunaan para pegawai Belanda itu dilakukan tidak hanya
karena pada waktu itu ahli tekhnik dan management Tionghoa masih kurang adanya
juga dilakukan dengan alasan karena penggunaan para pegawai Belanda itu juga berfaedah jika ditinjau dari
segi politik, ,
Betapa lihaynya Oei Tiong Ham juga dapat terbaca dari suatu
ceritera berikut yang pernah terkenal sekali pada masa tempo doeloe. Pada suatu
ketika Oei Tiong Ham telah terkena perkara, karena kepergok menggunakan
pembukuan dobel. Buku-buku mengenai pembukuan dobel itu kemudian disita
sementara untuk menghadapi tuntutan perkara di pengadilan Oei Tiong Ham lalu menunjuk
seorang Belanda yang menjadi pengacaranya sendiri.
Tiba-tiba, pada waktu perkara itu akan disiapkan untuk dimajukan
di pengadil n, bukti mengenai pembukuan dobel yang telah disita telah hilang
tidak tentu rimbanya. Pada hal
buku-buku itu disimpan di kantor pajak Semarang. Dengan hilangnya buku-buku
itu pihak yang berwenang barang tentu tidak mungkin lagi untuk bisa menuntut
Oei Tiong Ham di muka Pengadilan.
Bagaimana buku-buku itu sampai hilang merupakan suatu teka-teki yang sangat
sulit dijawab. Apakah hal itu disebabkan oleh karena keberanian meester
de rechten-nva untuk dengan jalan menyogok pada mereka yang menyimpan buku buku itu , pertanyaan demikian sudah terang sangat sulit untuk dijawab.
Banyak orang Semarang. pada waktu itu menuduh, bahwa biang kerok
dari semuanya itu sebenarnya adalah Oei Tiong Ham sendiri. Seperti telah
dikemukakan diatas, Oei Tiong Ham yakin sekali dengan filsafah-nya bahwa
"Tidak ada Pintu Besi yang bagaimanapun tebalnya, yang tidak bisa di
tembus dgn peluru emas" Maksudnya yalah bahwa tidak ada seorang pejabat Belanda-pun
yang betapapun tinggi pangkatnya yang pada waktu itu tidak akan mempan jika
disogok dengan. sogokan yang tinggi pula. Itu sebabnya ketika buku-bukunya disita
Oei Tiong Ham tidak merasa keder sedikitpun juga. Dengan peluru emas segalanya akan
beres. Dan Oei Tiong Ham ternyata berhasil membuktikan kebenaran
filsafahnya, hingga ia berhasil lolos dari tuntutan pengadilan. karena barang-barang
yang akan dijadikan sebagai bukti telah musnah.
Sinyalemen diatas memang perlu mendapat perhatian. Sebab,
bagaimanapun mungkinnya buku-buku yang demikian pentingnya — yg semestinya bisa
dijadikan sebagai barang bukti yang kuat untuk menuntut Oei Tiong Ham dimuka
pengadilan — yang disimpan dalam Kantor Pajak Semarang — justru sampai bisa
hilang lenyap tiada berbekas.
No comments:
Post a Comment