Friday, August 7, 2015

Pandai Menyogok

 Oei Hui Lan
Dalam kisah dirinya ''An autobiography as told to Mary van Rensselaer Thayer" (1943). Ny. Wellington  Koo .anak perempuan Oei Tiong Ham sendiri — diantaranya pernah mengatakan bahwa "Oei Tiong Ham — selalu waspada terhadap usaha untung untungan yang baru di mana ia menanamkan uangnya dan ia memiliki tajam rasa yang ajaib untuk memilih pembantu-pembantunya yang briliant. Ia menekankan pada faktor keberuntungan dan  sering menceritakan bahwa andaikata ia minta untuk memilih antara selusin orang yang cerdik pandai dan seorang yang punya nasib untung. maka ia akan memilih seorang yang punya bintang mujur itu".
Demi  kemajuan perusahaannya Oei Tiong Ham juga mengerjakan para pegawai Belanda baik para tekhnisi mau-pun ahli management. Dan penggunaan para pegawai Belanda itu dilakukan tidak hanya karena pada waktu itu ahli tekhnik dan management Tionghoa masih kurang adanya juga dilakukan dengan alasan  karena  penggunaan para pegawai  Belanda itu juga berfaedah jika ditinjau dari segi politik, ,
Betapa lihaynya Oei Ti­ong Ham juga dapat terbaca dari suatu ceritera berikut yang pernah terkenal sekali pada masa tempo doeloe. Pada suatu ketika Oei Tiong Ham telah terkena perkara, karena kepergok menggunakan pembukuan dobel. Buku-buku mengenai pembukuan dobel itu kemudian disita sementara untuk menghadapi tuntutan perkara di pengadilan Oei Tiong Ham lalu menunjuk seorang Belanda yang menjadi pengacaranya sendiri.
Tiba-tiba, pada waktu perkara itu akan disiapkan un­tuk dimajukan di pengadil n, bukti mengenai pem­bukuan dobel yang telah disita telah hilang tidak tentu rimbanya. Pada hal buku-buku itu disimpan di kantor pajak Semarang. De­ngan hilangnya buku-buku itu pihak yang berwenang barang tentu tidak mungkin lagi untuk bisa menuntut Oei Tiong Ham di muka Pengadilan.
Bagaimana     buku-buku  itu sampai hilang    merupakan suatu teka-teki yang sangat sulit  dijawab. Apakah hal itu  disebabkan oleh kare­na keberanian meester de  rechten-nva untuk  dengan jalan menyogok pada mereka yang    menyimpan buku buku  itu  ,  pertanyaan demikian  sudah terang sangat sulit untuk dijawab.
Banyak orang Semarang. pada waktu itu menuduh, bahwa biang kerok dari semuanya itu sebenarnya adalah Oei Tiong Ham sendiri. Seperti telah dikemukakan diatas, Oei Tiong Ham yakin sekali dengan filsafah-nya bahwa "Tidak ada Pintu Besi yang bagaimanapun tebalnya, yang tidak bisa di tembus dgn peluru emas" Maksudnya yalah bahwa tidak ada seorang pejabat Belanda-pun yang betapapun tinggi pangkatnya yang pada waktu itu tidak akan mempan jika disogok dengan. sogokan yang tinggi pula. Itu sebabnya ketika buku-bukunya disita Oei Tiong Ham tidak merasa keder sedikitpun juga. Dengan peluru emas segalanya akan beres. Dan Oei Tiong Ham ternyata berhasil membuktikan kebenaran filsafahnya, hingga ia berhasil lolos dari tuntutan pengadilan. karena barang-barang yang akan dijadikan sebagai bukti telah musnah.
Sinyalemen diatas memang perlu mendapat perhatian. Sebab, bagaimana­pun mungkinnya buku-buku yang demikian pentingnya — yg semestinya bisa dijadikan sebagai barang bukti yang kuat untuk menuntut Oei Tiong Ham dimuka penga­dilan — yang disimpan dalam Kantor Pajak Sema­rang — justru sampai bisa hilang lenyap tiada berbekas.

No comments:

Post a Comment