Thursday, August 6, 2015

Dari Pemberontak Jadi Pedagang

Kantor Oei Tiong Ham

Banyak cerita-cerita tentang yang melegenda tentang Oei Tiong Ham. Ada yang menarik hati dan menawan perasaan, namun ada juga yang bisa menggetarkan hati sanubari para pembacanya.
Salah sebuah diantara-nya menceritakan bahwa Oei Tiong Ham telah memulai karierrnya sebagai seorang pedagang kecil yang miskin, hanya sebagai seorang penjual kacang saja di  kota Semarang. Namun karena keuletan dan kehematannya, sedikit demi sedikit ia berhasil mengumpulkan modal yang cukup besar hingga berhasil menjadi seorang pedagang yang ternama di kota Semarang, berhasil mendirikan sebuah pabrik gula dan akhirnya — karena berbagai macam usahanya — berhasil pula menjadi seorang pedagang dan sekaligus seorang tuan tanah yang paling kaya raya sendiri di kota Semarang.
Namun cerita itu tidak benar sama sekali. Oei Tiong Ham adalah anak seorang pedagang yang hartawan dan telah memulai karirnya sebagai tangan  kanan dari ayahnya sendiri, seorang pedagang yang sangat terkenal kaya raya pada masanya.   
Oei Tjien Sien  alias; Soe Khiem — demikian nama ayah Oei.Tiong Ham itu — pada pertengahan kedua abad ke 19 sudah terhitung sebagai salah seorang yang terkenal di kalangan masyarakat Tionghoa di Semarang. Sebagai seorang pedagang namanya sangat disegani dan banyak orang yang memberi rasa  hormat kepadanya.
Ia dilahirkan  tepat pada tahun 1835 di daratan Tiongkok, di sebuah dusun kecil bernama Li lim-sia yang ter letak di distrik Tong-an karesidenan Tjoan-tjioe di propinsi  Fukien di Tiongkok Selatan, dan merupakan anak lelaki nomor enam dari keluarga Oei Tjhin In seorang petani —.
Pada tahun 1858 — jadi ketika ia telah berusia 23 tahun—, sebagai akibat dari perasaan gelisah yang pada waktu itu sedang berjangkit di daratan Tiongkok sebagai akibat dari Perang Candu dan kegagalan pemberontakan Taiping, Oei Tjie Sien yg pernah ikut pula sebagai seorang pemberontak dalam huru-hara itu, akhirnya memutuskan untuk pergi merantau meninggalkan tanah leluhur nya, pergi jauh berlayar ke arah selatan, menuju ke pulau Jawa dan mendarat di kota Semarang.
Di kota  ini ternyata  bintang  kemujurannya bersinar terang Ny. Wellington Koo alias Koo Hin Lan anak perempuan kedua dari Oei Tiong Ham dan cucu dari Oei Tjie Sien sendiri dalam sebuah autobiographinya pernah menceritakan bahwa pada masa itu kakeknya telah membuka lembaran sejarah baru dengan bertempat tinggal di Pecinan sebagai seorang pedagang kecil. Pada suatu malam — demikian katanya  ketika ia sedang tidur lelap, tiba-tiba ada seorang tuan tanah di Pecinan datang berkunjung ke rumahnya. Begitu melihat Oei Tjie Sien, tuan tanah di Pecinan itu yang nota bene juga pernah ikut dalam suatu pemberontakan di Tiongkok — telah menjadi sangat terkejut. Tanpa disangka-sangka ia telah meli­hat seberkas cahaya berada tepat di kepala pedagang kecil yang berasal dari desa Li lim—sia tersebut. Peristiwa yang ajaib itu berjalan berulang kali setiap malam, hingga akhirnya tuan tanah di Pecinan itu mengambil keputusan untuk mengambil pedagang kecil itu sebagai menantunya. Dan Oei Tjie Sien  ternyata juga tidak menolaknya.

No comments:

Post a Comment