Kantor Oei Tiong Ham
Banyak cerita-cerita tentang yang
melegenda tentang Oei Tiong Ham. Ada yang menarik hati dan menawan perasaan,
namun ada juga yang bisa menggetarkan hati sanubari para pembacanya.
Salah sebuah diantara-nya
menceritakan bahwa Oei Tiong Ham telah memulai karierrnya sebagai seorang
pedagang kecil yang miskin, hanya sebagai seorang penjual kacang saja di kota Semarang. Namun karena keuletan dan
kehematannya, sedikit demi sedikit ia berhasil mengumpulkan modal yang cukup
besar hingga berhasil menjadi seorang pedagang yang
ternama di kota Semarang, berhasil mendirikan sebuah pabrik gula dan akhirnya —
karena berbagai macam usahanya — berhasil pula menjadi seorang pedagang dan
sekaligus seorang tuan tanah yang paling kaya raya sendiri di kota Semarang.
Namun cerita itu tidak benar sama
sekali. Oei Tiong Ham adalah anak seorang pedagang yang hartawan dan telah
memulai karirnya sebagai tangan kanan
dari ayahnya sendiri, seorang pedagang yang sangat terkenal kaya raya pada masanya.
Oei Tjien Sien alias; Soe Khiem — demikian nama ayah
Oei.Tiong Ham itu — pada pertengahan kedua abad ke 19 sudah terhitung sebagai
salah seorang yang terkenal di kalangan masyarakat Tionghoa di Semarang. Sebagai
seorang pedagang namanya sangat disegani dan banyak orang yang memberi rasa hormat kepadanya.
Ia dilahirkan tepat pada
tahun 1835 di daratan Tiongkok, di sebuah dusun kecil bernama Li lim-sia yang
ter letak di distrik Tong-an karesidenan Tjoan-tjioe di propinsi Fukien di Tiongkok Selatan, dan merupakan anak
lelaki nomor enam dari keluarga Oei Tjhin In —seorang petani —.
Pada tahun 1858 — jadi ketika ia telah berusia 23 tahun—, sebagai akibat dari
perasaan gelisah yang pada waktu itu sedang berjangkit di daratan Tiongkok
sebagai akibat dari Perang Candu dan kegagalan pemberontakan Taiping, Oei Tjie
Sien yg pernah ikut pula sebagai seorang pemberontak dalam huru-hara itu,
akhirnya memutuskan untuk pergi merantau meninggalkan tanah leluhur nya, pergi
jauh berlayar ke arah selatan, menuju ke pulau Jawa dan mendarat di kota
Semarang.
Di kota ini ternyata bintang kemujurannya bersinar
terang Ny. Wellington Koo alias Koo Hin Lan anak perempuan kedua dari Oei Tiong
Ham dan cucu dari Oei Tjie Sien sendiri dalam sebuah autobiographinya pernah
menceritakan bahwa pada masa itu kakeknya telah membuka lembaran sejarah baru
dengan bertempat tinggal di Pecinan sebagai seorang pedagang kecil. Pada suatu malam — demikian katanya ketika
ia sedang tidur lelap, tiba-tiba ada seorang tuan tanah di Pecinan datang
berkunjung ke rumahnya. Begitu melihat Oei Tjie Sien, tuan tanah di Pecinan itu
yang nota bene juga pernah ikut dalam suatu pemberontakan di Tiongkok — telah
menjadi sangat terkejut. Tanpa disangka-sangka ia telah melihat seberkas
cahaya berada tepat di kepala pedagang kecil yang berasal dari desa Li lim—sia
tersebut. Peristiwa yang ajaib itu berjalan berulang kali setiap malam, hingga
akhirnya tuan tanah di Pecinan itu mengambil keputusan untuk mengambil pedagang
kecil itu sebagai menantunya. Dan Oei Tjie Sien ternyata juga tidak menolaknya.
No comments:
Post a Comment