Pemberontakan Taiping
Oei Tjie
Sien mendarat di Semarang dengan ditemani dua saudaranya, yaitu Oei Sien Tjo
dan Oei Tjo Pie. Mengapa nama dari ketiga saudara itu berlainan, tidak jelas.
Sementara ada yang menjelaskan, ketika Oei Sien Tjo tiba di Semarang, ia lalu
menetap di Parakan, (keresidenan Kedu) dan kemudian tidak ada ceritanya. Sedang
Oei Tjo Pie pernah berusaha dagang dengan merk Kian Gwan Hoo di Surakarta.
Tetapi Kian Gwan Hoo itu kemudian juga tidak ada beritanya, begitupun tentang
diri-nya Oei Tjo Pie sendiri. Hanya Kongsi (Vennootschap onder Firma) dengan
merk Kian Gwan Tjan yang didirikan Oei Tjie Sien di Semarang itulah yang
berkembang dan membawa sejarah. Nama "Kian Gwan" berarti "Sumber
dari seluruh Kesejahteraan'.
Menurut
informasi yang diperoleh dari saudara Liem Ping Tiong B.A., karyawan Oei Tiong
Ham Concern angkatan 1928 yang memperoleh keterangan-keterangan dari
kawan-kawan sejawat yang berusia lebih tua, dikatakan bahwa Oei Tjie Sien
memiliki pandangan dalam dunia perdagangan cukup tajam; ia dapat melihat gelagat
terhadap anak-anaknya. Siapakah di antara anak-anaknya yang dapat diandalkan
untuk kemudian hari memimpin perusahaannya sampai turun-temurun? Pilihan itu
jatuh pada Oei Tiong Ham, sedangkan kepada anaknya yang ke-dua bernama Oei
Tiong Bing, anak ini diberi tanah-tanah persil yang tidak memerlukan kecerdasan
dagang. Pada Oei Tiong Bing, sang ayah malahan memberi lebih banyak bagian
kekayaannya, jika dihitung menurut jumlah uang dari harga tanah-tanah yang
tidak sedikit itu. Suatu keputusan yang tepat dan bijaksana dari Oei Tjie Sien
sebagai seorang ayah.
Pada tahun 1863
ketika hendak mendirikan Firma Kian Gwan Tjan, Oei Tjie Sien sudah memiliki
kekayaan 3.000.000 Gulden Hindia Belanda pada waktu itu. Perdagangannya selain
menyan dan gambir, juga mengekspor barang-barang hasil bumi ke Siam dan Saigon.
Leluhur Oei Tjie Sien di Tiongkok asalnya memang sudah kaya-raya.
No comments:
Post a Comment