Friday, August 7, 2015

Filsafat Oei Tiong Ham

 Oei Hui Lan
Menurut Mr.  Jusup Wibisono.  kepala sekolah    HIS yang menceritakan mengenai filsafat Oei Tiong Ham itu kepadanya juga pernah menuturkan dalam rangkaian ceriteranya, bahwa  Oei Tiong Ham — katanya — suka sekali menceritakan mengenai kunci suksesnya kepada 'para sahabat-sahabatnya. Dan kunci sukses itu tidak lain ialah filsafatnya   tersebut di atas, bahwa "Tidak ada Pintu Besi yang bagaimanapun tebalnya, yang  tidak bisa ditembus dengan peluru emas".
Cerita-cerita semacam itu pada masa tempo doeloe sering terdengar di kalangan masyarakat Semarang. dengan berbagai macam variasinya. Dan masih berkaitan dengan ceritera tersebut di atas, dari seorang penduduk kuno di kota Semarang. Ada  sebuah ceritera lain mengenai keberanian Oei Tiong Ham sebagai seorang penyelundup candu, dan ceritera itu menurutnya juga pernah terkenal pula pada masanya.
Adapun ceriteranya dengan singkat dapat dituturkan sebagai berikut: Sebagai seorang pedagang Oei Tiong Ham konon pernah merasa jengkel pada seorang pejabat pabean di kota Semarang yang terkenal sangat keras dan jujur. Demi usahanya, untuk menyelundupkan candu melewati pelabuhan Semarang, ia berulang kali telah berusaha untuk mendekati dan menyogok penjabat itu, namun sekian kali pula usaha nya selalu mengalami kegagalan total.
Namun Oei Tiong Ham tidak merasa putus asa. Sadar bahwa filsafatnya "Tidak ada Pintu Besi yang bagaimanapun tebalnya, yg tidak bisa ditembus dengan peluru emas" nampaknya telah mengalami kegagalan, iapun lalu berusaha untuk mencari jalan yang lain.
Pada suatu ketika ia memerlukan untuk berbincang bincang dengan penjabat pabean Belanda yang jujur itu Dan entah dengan cara bagaimana, dengan kelihaiannya Oei Tiong Ham akhirnya bisa menggiring pembicaraan yang  tengah di lakukannya sampai pada masalah yang sebenarnya bersifat pribadi diantaranya mengenai gaji yang di terima oleh penjabat pabean Belanda itu tiap bulan nya. Oei Tiong Ham pura-pura gaji penjabat itu. "Itu terlalu kecil" katanya. "Bagaimana kalau tuan suka bekerja di perusahan saya? Saya akan member  tuan gaji empat kali lipat".
Penjabat Belanda itu sama sekali tidak sadar bahwa tawaran itu sebenarnya merupakan jebakan maut yang telah dipasang oleh Oei Tiong Ham, dengan maksud agar ia bisa menyingkirkan penjabat pabean Belanda yang jujur itu dari posnya, dan selanjut nya, jika penjabat ini telah tiada. tentunya akan melapangkan jalan bagi usaha penyelundupan candu yg akan dilakukannya.
Menurut yang empunya ceritera, penjabat pabean Belanda itu  merasa gembira benar mendengar tawaran Oei Tiong Ham itu. Ta­waran itu seketika itu juga diterimanya dan iapun lalu mengajukan permohonan berhenti pula dari jabatannya.
Dengan tiada laginya pejabat pabean itu, Oei Tiong Ham  memang terlaksana berhasil     menyelundupkan banyak candu melewati pelabuhan Semarang.  Keuntungan yang    diperolehnya dari penyeludupan candu itu tidak  terhitung besar-nya. Andaikata pejabat Pabean Belanda yang  jujur itu masih berada di posnya ia  tentu  tidak akan  mungkin untuk memperoleh keuntungan  sebesar  itu.   Oei Tiong Ham seharusnya berterima kasih pada   pejabat pabean itu. Namun   sesuai dengan hukum alam kenyataan  sering benar berlainan dengan keharusan. Setelah maksudnya berhasil, bekas pejabat pabean yang jujur itu setelah sementara bekerja di perusahaannya lalu segera disepaknya dengan alasan bahwa perusahaannya mundur. Seakan akan Oei Tiong Ham ingin membalas dendam kepadanya.
Sampai di mana kebenaran ceritera semacam itu sudah terang sangat sulit untuk mengeceknya. Dalam kaitan ini diantara berbagai macam sifat yang konon pernah dimiliki oleh Oei Tiong Ham sebagaimana tersebut di atas, satu harus diakui kebenarannya bah­wa Oei Tiong Ham memang merupakan seorang pedagang yang lihay dan nampaknya memang sudah ditakdirkan untuk menjadi seorang pedagang yang genius.

No comments:

Post a Comment