Pelabuhan Semarang
Oei Tjie Sien
telah meninggal dunia dan dikubur di desa Penggiling yang menjadi miliknya.
Mengapa tanah itu dinama-kan Penggiling? Ini ada sejarahnya. Dan dituturkan
demikian:
Dahulu, lama
sebelum Oei Tjie Sien menetap di Semarang, ada seorang bernama Tan Bing yang
hidup sekitar zaman Inggris (1811-1815). Tan Bing ini mengembara dari Tiongkok
ke pulau Jawa dan akhirnya menetap di Semarang. Mula-mula ia berdagang
kecil-kecilan, hidup hemat, lambat-laun ia dapat mengumpulkan uang, dan
akhirnya membuka warung. Karena keuletannya, warungnya semakin lama semakin
maju. Pekerjaannya bertambah luas dan akhirnya membutuhkan tenaga bantuan.
Untuk maksud tersebut, anaknya bernama Tan Tiang Tjhing yang berada di Tiongkok
dipanggil ke Jawa. Dengan bantuan anaknya ini, perusahaan Tang Bing jadi
meluas. Kemudian ia membuka tempat penggilingan tebu yang hasilnya dikirim ke
Kendal, Salatiga, Magelang, Demak, Kudus, Yogyakarta dan lain-lain tempat lagi.
Dari penggilingan tebu inilah lahir desa Penggiling sampai sekarang ini.
Tan Bing dan Tan
Tiang Tjhing tersebut di atas adalah leluhur dari saudara Tan Geng Gwan Semarang,
yang menjadi karyawan Oei Tiong Ham Concern bagian ekspor "Kian
Gwan", yang mengekspor tepung tapioka ke Amerika Serikat. Tan Geng Gwan
yang telah mengganti nama dengan F. M. Poerwowidodo, pada tahun 1978 ketika
usianya mendekati 80 tahun. la masih menetap di Semarang bersama istri dan anak
perempuannya.
Sesudah Oei Tjie
Sien meninggal dunia, Landhuis Penggiling didiami oleh adik perempuan
Oei Tiong Ham yang bersuamikan Liem Lie Khing, putra Liem Liat Boen, penguasa
Kian Gwan di Singapore yang semula menempati rumah di Penggiling. Kemudian ia
meninggalkan Penggiling karena diangkat menjadi penguasa di kota Singa itu.
Oei Tiong Ham
sendiri pada waktu itu menempati rumah di Jl. Gergaji. Rumah ini asal mulanya
milik Hoo Yam Loo yang jatuh rugi sebagai pachter madat. Kemudian
rumahnya dijual lelang dan jatuh pada Oei Tjie Sien.
Penduduk kota
Semarang yang usianya telah lanjut sampai sekarang tentu masih ingat, bahwa
pada tahun 193O-an, tatkala jabatan Presiden Direkteur dari Oei Tiong Ham
Concern dipegang oleh Oei Tjong Hauw, pada hari-hari Raya IdulFitri, taman
bunga Balai Kambang yang indah di Istana Gergaji dibuka untuk umum guna pesiar,
dan menikmati keindahan yang ada di-tempat tersebut dengan riang gembira.
No comments:
Post a Comment