Thursday, August 6, 2015

Penggilingan

 Pelabuhan Semarang

Oei Tjie Sien telah meninggal dunia dan dikubur di desa Penggiling yang menjadi miliknya. Mengapa tanah itu dinama-kan Penggiling? Ini ada sejarahnya. Dan dituturkan demikian:

Dahulu, lama sebelum Oei Tjie Sien menetap di Semarang, ada seorang bernama Tan Bing yang hidup sekitar zaman Inggris (1811-1815). Tan Bing ini mengembara dari Tiongkok ke pulau Jawa dan akhirnya menetap di Semarang. Mula-mula ia berdagang kecil-kecilan, hidup hemat, lambat-laun ia dapat mengumpulkan uang, dan akhirnya membuka warung. Karena keuletannya, warungnya semakin lama semakin maju. Pekerjaannya bertambah luas dan akhirnya membutuhkan tenaga bantuan. Untuk maksud tersebut, anaknya bernama Tan Tiang Tjhing yang berada di Tiongkok dipanggil ke Jawa. Dengan bantuan anaknya ini, perusahaan Tang Bing jadi meluas. Kemudian ia membuka tempat penggilingan tebu yang hasilnya dikirim ke Kendal, Salatiga, Magelang, Demak, Kudus, Yogyakarta dan lain-lain tempat lagi. Dari penggilingan tebu inilah lahir desa Penggiling sampai sekarang ini.

Tan Bing dan Tan Tiang Tjhing tersebut di atas adalah leluhur dari saudara Tan Geng Gwan Semarang, yang menjadi karyawan Oei Tiong Ham Concern bagian ekspor "Kian Gwan", yang mengekspor tepung tapioka ke Amerika Serikat. Tan Geng Gwan yang telah mengganti nama dengan F. M. Poerwowidodo, pada tahun 1978 ketika usianya mendekati 80 tahun. la masih menetap di Semarang bersama istri dan anak perempuannya.

Sesudah Oei Tjie Sien meninggal dunia, Landhuis Penggiling didiami oleh adik perempuan Oei Tiong Ham yang bersuamikan Liem Lie Khing, putra Liem Liat Boen, penguasa Kian Gwan di Singapore yang semula menempati rumah di Penggiling. Kemudian ia meninggalkan Penggiling karena diangkat menjadi penguasa di kota Singa itu.

Oei Tiong Ham sendiri pada waktu itu menempati rumah di Jl. Gergaji. Rumah ini asal mulanya milik Hoo Yam Loo yang jatuh rugi sebagai pachter madat. Kemudian rumahnya dijual lelang dan jatuh pada Oei Tjie Sien.

Penduduk kota Semarang yang usianya telah lanjut sampai sekarang tentu masih ingat, bahwa pada tahun 193O-an, tatkala jabatan Presiden Direkteur dari Oei Tiong Ham Concern dipegang oleh Oei Tjong Hauw, pada hari-hari Raya IdulFitri, taman bunga Balai Kambang yang indah di Istana Gergaji dibuka untuk umum guna pesiar, dan menikmati keindahan yang ada di-tempat tersebut dengan riang gembira.

No comments:

Post a Comment