Thursday, August 13, 2015

Selamat Datang



 Oei Tiong Ham

Oei Tiong Ham adalah seorang Pengusaha handal dari Semarang yang terkenal bukan hanya kaya tetapi juga mengubah tradisi dari perdagangan tradisional ke perdagangan modern dan melahirkan para profesional di kalangan Tionghoa pada awal abad 20. Selain itu Oei Tiong Ham adalah pengusaha yang berhasil menginternasionalkan usahanya ke pelbagai negara. Mungkin sampai sekarangpun sangat jarang ditemui pengusaha Indonesia yang “Go Internasional” sehingga menjual produk ke luar negeri dan memberi keuntungan kepada tanah airnya.


Dari sudut sosial-budaya, Oei Tiong Ham adalah orang Tionghoa pertama pada saat itu yang memotong Taucangnya (rambut berkuncir). Dengan memotong Taucang berarti Oei Tiong Ham berhasil memutus tradisi lama dan hidup di dunia modern. Karena itu Oei Tiong Ham adalah simbol modernitas yang banyak menyimpan pengetahuan yang relevan untuk masa kini.  Sayang sepak terjangnya tidak pernah di teliti selain dari sudut ekonomi.


Dari uraian di muka kami mengangkat Oei Tiong Ham dalam website agar banyak generasi muda yang mengenalnya dan tertarik untuk menelitinya dari berbagai sudut pandang. Akhirnya, mudah-mudahan akan ada Oei Tiong Ham baru dalam sejarah Indonesia yang piawai dalam menginternasionalkan produk Indonesia. 

Selamat Datang di website Oei Tiong Ham.

Konsep Kami

Konsep Pariwisata

Konsep kami dalam pengembangan pariwisata di Indonesia adalah : langkah pertama adalah dengan membenahi kotanya sehingga apat nyaman untuk dihuni dan selanjutnya dapat dipakai untuk pariwisata. Untuk membenahi pariwisata kota perlu dilakukan studi tentang budaya, sosial, ekonomi, lingkungan alam, serta sejarah. Dari pengembangan kota tadi perlu fasilitas umum, kota yang rancang secara manusiawi untuk pariwisata yang semua itu memerlukan menejemen kota yang baik. Dari sini maka dapat dilakukan promosi, destinasi dan kemitraan pariwisata. Sebagai langkah kedua baru dilakukan pengembangan obyek pariwisata dan infrastrukturnya. Langkah ketiga adalah melakukan monitoring dan pengawasan. Untuk lebih jelasnya lihat gambar di atas: 

Wisata Indonesia

Sampit Kalimantan Tengah

Selamat datang di situs Wisindo, wisata Indonesia. Kami senantiasa memberikan informasi wisata di Indonesia sampai dengan kota sekecil apa pun. Bagi kami semua tempat di Indonesia adalah Indah dan dapat dijual sebagai tujuan pariwisata. Apakah seluruh wilayah Indonesia adalah surganya pariwisata? Tergantung bagaimana kita melihatnya. Website ini mengajak anda untuk mengekplorasi seluruh wilayah Indonesia. Kami memandang Nusantara sebagai halaman luas yang dimana saja dapat ditanami “pohon pariwisata” yang nantinya akan berbuah memberikan kemakmuran bagi rakyatnya. Maka dari itu kami terbuka jika ada pemerintah daerah yang ingin mempromosikan pariwisata di daerahnya di website ini.
Selain itu situs kami juga melakukan pendidikan pariwisata bagi siapa saja yang ingin tahu apa itu pariwisata. Maka dari itu banyak tulisan pariwisata yang mudah dimengerti oleh semua orang. Kami selalu berusaha menyederhanakan segala hal yang rumit dan sulit untuk dimengerti. Teori-teori pariwisata yang hanya dimengerti oleh dunia kampus diubah menjadi sederhana dan enak dibaca.
Jangan lupa, situs ini mengungkap secara lebih luas tentang perencanaan pariwisata. Bagi kami masalah pariwisata bukan hanya bagaimana mempromosikannya sehingga laku dijual, tetapi juga bagaimana mempersiapkannya. Suatu perencanaan pariwisata merupakan multidisiplin. Untuk itu kami bekerjasama dengan perguruan tinggi terkemuka untuk menjelaskan hal ini.
Kami juga menyajikan tulisan-tulisan ringan, enak dibaca dan memberi pendidikan pariwisata. Cita-cita kami adalah semua orang Indonesia sadar wisata. Dengan demikian akan mudah menatanya dan mempromosikan pariwisata. Kekuatan pariwisata sebenarnya terletak pada kesadaran masyarakatnya untuk menjadi masyarakat yang “menjual” pariwisata.
Anda tertarik dengan website kami Wisindo? Silahkan klik disini.

Klik Batavia


Goodemorgen para Batavian.

Selamat datang di Klik Batavia! Tempat berbincang dan berdiskusi tentang Batavia, kota lama Jakarta. Sebagai admin, saya mengharapkan anda merasa kembali kemasa lampau. Memang Batavia sendiri banyak diceritakan orang Jakarta tetapi belum ada situs yang menfokuskan diri pada perbicangan dan diskusi tentang Batavia.

Walaupun Batavia hanya bagian yang sangat kecil dari Indonesia, karena  merupakan kota tua ibukota Negara dia adalah cermin pembangunan kota lama di seluruh Indonesia. Sejarah kota yang panjang mulai jaman VOC yang konon dibangun sebagai tiruan Kota Amsterdam, sampai jamannya Pak Ahok sebagai gubernur, kota tua Jakarta selalu menunjukkan dinamika yang tidak pernah layu.

Klik Batavia akan sangat diperlukan semua orang baik yang cinta kota lama atau yang tidak memiliki perhatian sama sekali. Bagi pecinta kota lama tentu situs ini adalah rumah untuk mengekpresikan diri, membedah memori kolektif yang selama ini terpendam. Bagi mereka yang belum memiliki perhatian tentang kota lama, harus dibuat tertarik. Mengapa? Kota Lama Jakarta – Batavia adalah identitas Jakarta di jaman internet. Jangan hanya melihat di koran atau televisi tentang indahnya kota lama Amsterdam, tetapi kita harus bisa membangkitkan kecintaan terhadap kota lama Jakarta - Batavia.

Bagi orang muda, kota tua adalah wahana untuk belajar baik dari sudut seni, arsitektur, kesehatan kota, bahkan ekonomi kota. Bagi para peneliti baik dibidang-bidang yang disebutkan tadi ataupun bidang-bidang yang lain, adalah obyek penelitian yang sangat menarik. Untuk orang awam, kota tua merupakan pusat kenangan masa lampau. Kota lama adalah ruang yang menyegarkan dari kejenuhan kota modern yang penuh dengan gedung tinggi tetapi sekaligus macet dan kumuh, seperti halnya kota-kota di Negara yang sedang berkembang.

Segalanya tentang Batavia! Tuangkan apa saja yang menjadi pemikiran anda tentang kota tua Jakarta, baik lewat tulisan di Blog, komentar, berpartisipasi dalam forum diskusi. Bahkan, membaca artikel di menu Klik Batavia saja, sudah merupakan partisipasi penting dalam keterikatan dengan kota lama.

Ingin berpetualang di Batavia yang penuh misteri? Silahkan klik disini.

Titik Simpul Kota

Palangka Raya

Bermula dari tempat pertemuan sekelompok orang dengan orang lainnya untuk bertukar barang-barang kebutuhan sehari-hari. Lama kelamaan tempat ini tumbuh menjadi permukiman yang ramai dikunjungi orang dan menjadi sebuah kota. Selanjutnya didalam kota muncul berbagai macam simpul atau “node” di mana orang berinteraksi baik untuk kebutuhan ekonomi ataupun kebutuhan sosial.

Kota-kota di Indonesia juga tumbuh sebagai tempat barter seperti diatas. Di semua pertigaan jalan selalu timbul kegiatan ekonomi. Jika suatu tempat adalah titik persimpangan ke berbagai permukiman maka tempat ini akan menjadi kota yang besar. Di pulau Jawa titik simpul (nodes) bisa  berada di dekat pantai dimana ada kapal dari luar pulau datang untuk berdagang. Kapal-kapal dari Tiongkok selama berabad-abad yang lalu berlabuh di sebuah titik simpul untuk berdagang, menjual keramik ataupun sutera dan membeli beras untuk dibawa ke Tiongkok untuk di jual. Di titik simpul tersebut terdapat sungai yang menghubungkan kedaerah pedalaman. Karena waktu itu kapal-kapal berusaha berlabuh didaerah yang tenang, maka pelabuhan terletak masuk kedalam sungai atau muara sungai.  Demikian pula dengan titik simpul yang berada di pedalaman pulau, titik ini berada di pertigaan atau perempatan jalan, disini akan tumbuh pasar dan permukiman para pedagang dan akhirnya menjadi kota.

Tetapi jangan lupa, tumbuhnya titik simpul menjadi kota sangat ditentukan oleh suasana politik yang menguntungkan pertumbuhan. Tidak jarang suatu wilayah yang dulunya adalah hutan dibangun kerajaan yang kemudian menjadi kota. Yogyakarta misalnya, dulu adalah hutan Mentaok yang kemudian dibangun kota. Timbul pertanyaan, apakah sebelum dibangun istana raja, di tempat itu sudah ada jalan yang menghubungkan antar permukiman? Yang jelas ketika istana di Yogyakarta belum jadi, Pangeran Mangkubumi, pendiri keraton Yogyakarta, tinggal di Gamping yang terletak di sebelah barat Yogyakarta. Berarti di Gamping sudah ada permukiman, tetapi data-data tentang kenyataan ini sulit didapat.

Karena berada di pedalaman bagian selatan Pulau Jawa perhubungan antara Yogyakarta dengan Tiongkok dan dunia di luar pulau Jawa pada waktu itu melalui daerah pesisir utara. Maka dari Yogyakarta dan Surakarta harus ada jalan yang menghubungkan ke titik simpul di Pantai Utara Jawa seperti kota Semarang sebagai jalur perdagangan. Di Semarang sampai sekarang masih ada jalan utama ke Selatan, Kerajaan Mataram, yang dinamai jalan Mataram.

Semarang sebagai titik simpul kota dagang berkembang menjadi kota yang lebih besar dari pada Yogyakarta. Disini terdapat pasar yang dijaman kolonial dulu disebut Pasar sentral, pecinan dengan 13 kelenteng, stasiun kereta api pertama di Pulau Jawa, dan pernah diadakan pameran dagang Koloniale Tentoonstelling yang di ikuti negara-negara di seluruh dunia. Semarang sebagai titik simpul perdagangan antara kota-kota diluar Jawa dan  berbagai tempat di pedalaman Pulau Jawa telah berkembang menjadi kota yang besar. Tetapi secara politis setelah kemerdekaan Indonesia ibukota negara berada di Jakarta dan semua pembangunan di fokuskan kesana, Semarang menjadi daerah belakang Jakarta dan hanya menjadi kota terbesar ketiga setelah Surabaya.    

Lain halnya dengan Pulau Kalimantan. Karena di pulau ini terdapat banyak sungai besar, perhubungan adalah melalui sungai. Pada pertemuan antara dua sungai, yaitu sungai utama dan anak sungainya disitu akan tumbuh titik simpul perdagangan yang akhirnya menjadi kota. Di Kalimantan Tengah misalnya, kota-kotanya berada di pedalaman oleh karena itu hubungan perdagangan dengan dunia diluar pulau berada disungai. Para pedagang yang datang ke Pulau ini biasanya berasal dari Jawa dan Sumatra. Mereka datang dengan kapal dari laut terus menelusuri sungai dan berhenti  pada titik simpul perdagangan yang jaraknya puluhan bahkan ratusan kilometer dari garis pantai. Kota-kota tadi misalnya Sukamara, Pangkalan Bun, Sampit, Seruyan, Puruk Cahu, Buntok, Muara Teweh, dan Kuala Kapuas yang semuanya berada dipedalaman dengan pelabuhan sungai. Tetapi Kota Palangkaraya, seperti halnya kota Yogyakarta di Pulau Jawa, tumbuh secara politis, karena kota ini didirikan sebagai ibukota Provinsi Kalimantan Tengah, karena terletak benar-benar di di tengah-tengah Provinsi Kalimantan Tengah. Dulunya Palangkaraya hanya dusun kecil yang bernama Pahandut.

Demikian pula dengan kota Batam. Kota di atas pulau Batam ini dulunya adalah permukiman kecil yang hanya dihuni oleh beberapa nelayan. Kota Batam didirikan pada tahun 1980 an untuk menyaingi Singapur karena jaraknya hanya beberapa kilometer. Memang akhirnya Batam menjadi kota yang kumuh, tetapi permukiman nelayan ini telah berkembang menjadi kota besar yang mampu menarik orang dari Pulau Jawa untuk mengadu nasib. Pulau kecil ini kemudian di lengkapi dengan pelabuhan laut, bandaran udara, permukiman mewah, mall, perkotan yang semuanya menjadi simpul-simpul (nodes) di dalam kota yang terus berkembang.

Dari uraian diatas, baik kota yang  berkembang alami atau dibangun secara politis, semuanya merupakan permukiman yang mula-mula kecil kemudian berkembang menjadi kota. Didalamnya terdiri dari berbagai simpul yang kemudian memacu kehidupan kota. Titik simpul itu adalah  pecinan, artefak, kelenteng, pasar,  tempat pameran, stasiun kereta api yang semuanya itu kemudian berhubungan dengan kota pusaka dan kota cerdas. Poin-poin ini kemudian kami angkat menjadi menu website “citynode” karena mereka adalah titik simpul yang menggerakkan kota. Tidak lupa kami juga menghadirkan menu buku yang berisi tentang buku Ruang dan Peristiwa: Arsitektur Tionghoa Dalam Konteks Jawa. Orang biasanya membicarakan arsitektur Tionghoa di Tiongkok. Tetapi kami menampilkan tulisan Dr. Pratiwo tentang arsitektur Tionghoa di Jawa karena dalam tulisan ini banyak terungkap titik-titik simpul yang sangat relevan dengan tujuan di bukanya website citynode.

Untuk menikmati tulisan-tulisan di website ini.silahkan klik disini.